Harta boleh banyak dan boleh habis.
Harta yang banyak bukan menimbulkan cinta yang murni dalam hati kedua belah pihak -menurut taksiran Zainuddin- tetapi semata-mata menimbulkan congkak dan takbur.
Bilamana harta itu ditimpa krisis turun jumlahnya,maka turunlah pula derajat penghormatan kedua belah pihak.
Kalau dipertalikan oleh perasaan sama-sama beradat, maka inilah pergaulan yang terlalu mementingkan diri (egoistis)
Si laki laki tidak hendak mengalah dari derajat kebangsawanannya,
si istri pun demikian pula.
Itulah sebab maka banyak kelihatan pergaulan laki istri yang hanya manis kelihatan dari luar, sebab hati yang laki-laki tiada diberikannya kepada si istri ,
dan si istri pun bila akan menemui suaminya,
ditinggalkannya dahulu hatinya pada ibu bapanya, mamak atau kaum kerabatnya
baru dia ikut suaminya dengan tidak berhati.
Meskipun ninik mamak atau adat menerimanya,
padahal hati Hayati sendiri misalnya, tiada suka kepadanya, itu pun bererti memaksa.
Zainuddin tiada sedikit juga setuju jika manusia membelenggu hati sesamanya manusia.
Memaksa hati seorang muda, baik laki-laki atau perempuan menempuh perkahwinan,
bererti mematahkan kemekaran bunga kenang-kenangannya buat zaman yang datang.
No comments:
Post a Comment